Viral Video Suara Tangisan Anak Kecil Korban Sriwijaya Air, Ini Kata Paranormal


 Sebuah video sedang viral belakangan ini, karena berisi suara teriakan anak kecil.

Dilansir dari TribunLampung.co.id, video yang viral itu adalah milik Abdul Aziz yang direkam saat menyisir korban pesawat Sriwijaya Air yang jatuh di lautan.

Banyak netizen dikejutkan dan kaget, dengan video viral di aplikasi Tiktok dengan nama @AbdulAziz171.

Dalam caption, ia menyebutkan bahwa ia bersama tim damkar sedang melakukan penyisiran.

Namun video yang diunggah 5 hari yang lalu itu, berhasil menangkap suara aneh layaknya teriakan anak kecil.

Hingga saat ini video tersebut sudah di-likesebanyak 1,4 juta dengan 23.500 komen, kemudian di-share sebanyak 20 ribu orang.

Jero Master Bayu Gendeng, Penenung Bayu Gana, memungkinkan hal seperti ini bisa saja terjadi.

“Suara dari alam gaib itu bisa jadi didengar oleh orang yang satu gelombang frekwensi dengan asal suara tersebut,” katanya kepada Tribun Bali, Selasa 19 Januari 2021.

Pada umumnya, kata dia, seseorang ketika menuju ajal, apalagi dalam keadaan yang sangat ekstrim, maka akan memunculkanpower energi gelombang dahsyat.

“Hal ini yang kemudian bisa ditangkap oleh orang-orang yang peka, atau mempunyai bakat indra keenam.

Kemudian roh gentayangan bisa sangat lama, tergantung apabila sang roh sudah mendapati wadah tubuh baru atau seizin kekuasaan Tuhan, mendapat tempat yang layak, maka roh itu tak akan gentayangan lagi,” tegas penenung ini.

Banyak hal yang bisa dilakukan, agar roh juga tidak gentayangan.

“ Salah satunya bisa dengan beberapa ritual-ritual sesuai agama masing-masing,” katanya.

Apalagi kecelakaan pesawat Sriwijaya sangat mendadak, sehingga korban yang meninggal juga tidak mati dengan benar atau di Bali disebut salah pati.

“Roh pada kejadian itu, pada umumnya adalah roh-roh yang tidak tenang. Karena mereka tidak menyangka akhir hidupnya akan seperti itu, namun lama-kelamaan mereka akan memaklumi takdir yang sudah digariskan padanya,” ujarnya.

Salah satunya telah ditemukan serpihan, atau diupacarai sesuai Agamanya masing-masing.

Atau didoakan dari jarak jauh pun, oleh keluarganya sudah membuat mereka lebih tenang.

Upacara Ngulapin

Sulinggih Ida Rsi Bhujangga Waisnawa Putra Sara Shri Satya Jyoti, menegaskan bahwa jika ada yang meninggal. Maka sepatutnya sebelum lewat tiga hari, rohnya harus di-ulapin.

Dimanapun dia meninggal, dan jangan sampai lewat dari tiga hari.

“Sebab dalam konsep agama Hindu, roh yang baru keluar dari badan kasar itu namanya preta bukan pitra,” jelas beliau.

Preta, kata beliau, adalah roh yang diliputi 2 unsur. Ada yang namanya suksma sarira,dan ada yang namanya antah karana sarira.

“Antah karana sarira ini, adalah suatu hal yang memiliki konsep material. Artinya punya keinginan dan punya segalanya yang masih berkaitan dengan dunia,” sebut pensiunan dosen Unhi ini.

Sehingga ketika roh itu keluar dari raga kasarnya, ia akan kaget apalagi jika salah pati akibat kecelakaan dan lain sebagainya.

Mantan jurnalis koran ini, mengibaratkan seseorang yang kaya dan berpengaruh.

Saat meninggal mendadak, maka rohnya akan kaget dan takut kehilangan kekayaan atau kejayaannya.

Sama halnya dengan seseorang yang dibunuh, maka ia akan mencari siapa pembunuhnya.

“Itulah kalau lewat dari 3 hari, bisa jadi gentayangan roh ini. Maka dia (roh) akan, kalau orang Bali menyebutkan bisa menjadi bhuta cuil,” jelas ida rsi.

Oleh sebab itu, roh ini harus ditangkap terlebih dahulu agar supaya tidak pergi jauh. Dan tidak menyakiti, serta berbuat jail lainnya.

Ida rsi menekankan ngulapin harus sebelum tiga hari, namun jika lebih dari itu juga harus segera diulapin.

“Semisal salah pati karena dibunuh dan orang tua tidak tahu, seminggu kemudian baru ditemukan mayatnya. Memang kalau bisa sebelum tiga hari diulapinnya, kalaupun tidak ya tetap harus diulapin segera,” tegas beliau.

Sebab dalam tiga hari ini, roh tersebut belum sadar bahwa mereka telah meninggal.

Roh itu belum sadar, setelah tiga hari baru dia sadar untuk pergi.

Nah sebelum itu harus diulapin agar pergi ke arah dan tempat yang benar.

“Tapi masak anak atau keluarga hilang, lebih dari sehari tidak berusaha dicari,” kata beliau.

Setelah diulapin, ada upacara yang disebut ngaskara ketika prosesi ngaben.

“Ngaskara itulah pentingnya, namun sayang banyak ngaben tanpa ngaskara. Kalau ngaben tanpa ngaskara sama dengan mubazir,” tegas ida rsi.

Artinya sama dengan sesuatu yang tidak sempurna. Karena pengaskaran itu, adalah simbol mengubah, menginisiasi, dan membersihkan suksma sarira dari ikatan antah karana sarira.

Sehingga ketika ada pengaskaran, maka roh yang tadinya preta akan berubah menjadi pitra.

“Seperti yang saya katakan, yang utama dalam pengulapan adalah sanggah urip. Sanggah urip itu sangga urip atau yang menyangga roh, agar roh itu dipegang di sanggah ini dan tidak gentayangan,” jelas beliau.

Jika di wilayah lain, selain Pulau Dewata dikenal dengan roh gentayangan seperti pocong, kuntilanak dan sebagainya.

Dimungkinkan karena memang roh dan sebagainya tidak dikembalikan dengan baik ke tempat asalnya.

“Kalau di Hindu di Bali, kan ada istilah pengulapan agar roh tenang kembali ke asalnya. Kepentingan ngulapin ya itu,” ujar pendiri peradah ini. (*)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel