Inalillahi wa innailaihi rojiun , đ NU kembali berduka yang mendalam âSang Qurâan Berjalanâ Tutup Usia
Kabupaten Pati kembali kehilangan salah satu ulama panutannya. KH. Ahmad Minan Abdillah atau kerap disapa akrab dengan panggilan Kiai Minan menghembuskan nafas terakhir pada Selasa pagi 16 Februari lalu karena sakit pada usia 65 tahun. Kiai Minan merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qurâan Kajen Margoyoso Pati. Putra keempat dari mendiang KH. Abdullah Zein Salam, seorang ulama besar yang sangat dihormati.
Saat ini Kiai Minan masih tercatat sebagai Mustasyar PCNU Kabupaten Pati, ia juga pernah aktif mengajar di Perguruan Islam Matholiâul Falah sebelum kesehatannya menurut akibat serangan stroke. Selain meperdalam ilmu agama kepaa ayahnya, ia merupakan alumnus Maâhad Al Maliki di Kota Makkah Arab Saudi. Sebagai putra kiai besar, Kiai Minan mengikuti jejak ayahnya sebagai ulama yang berkonsentrasi dalam bidang ilmu Al-Qurâan.
Ketua MDS Rijalul Ansor Kabupaten Pati Abdullah Syafiq mengatakan Kiai Minan merupakan sosok yang terbuka dan ramah. Memiliki kerendahan hati yang amat memukau siapa saja. Seumur hidupnya didedikasikan untuk mengajar Qurâan dan mempraktekkan jalan hidup Qurâani.
Kiai Minan dikenal luas oleh masyarakat Pati sebagai tokoh penghafal Qurâan yang telah menetaskan ratusan penghafal lainnya. Tak berlebihan jika Syafiq menyebut Kiai Minan adalah paket komplit yang memadukan hafalan Qurâan dan tafsir yang dikandungnya. âBeliau selalu berpesan penghafal Qurâan banyak, namun yang akhlaknya mencerminkan kemuliaan Qurâan tak banyak,â tambahnya.
Pria yang juga merupakan keponakan Kiai Minan ini mengatakan bahwa wafatnya Kiai Minan adalah kehilangan besar bagi umat islam di Kabupaten Pati. Sebab pengajar Qurâan yang hafal sekaligus memahami tafsirnya secara mendalam semakin berkurang. âKiai Minan adalah ulama kharismatik. Bahkan selama beliau terbaring sakit yang berlangsung lama, tetap khataman Qurâan secara istiqomah,â jelasnya.