Ya Allah! Derita Nenek Muntiah, Tubuh Kurus Kering Tergeletak di Atas Ranjang, Hidup Sebatang Kara
Terekam video viral janda 80 tahun hidup sebatang kara setelah ditinggal suaminya tanpa memiliki anak.
Kini, nenek Muntiah asal Kabupaten Lamongan yang viral ini hidup dalam keadaan pikun serta kondisinya memprihatinkan.
Video seorang nenek 80 tahun yang tinggal sebatang kara dengan kondisi memprihatinkan pertama kali dibagikan oleh akun Instagram @poernomo_dtt.
Cuplikan video Nenek Muntiah asal Kabupaten Lamongan ini mendapatkan banyak perhatian dan membuat banyak warganet miris melihatnya.
Melalui akun Instagram @poernomo_dtt, menuliskan jika sosok nenek Muntiah adalah seorang janda berusia 80 tahun yang tinggal sendiri tanpa memiliki anak.
"BERBAGI ITU NIKMAT
MIRIS SEKALI NAMUN MASIH ADA DILAMONGAN
Mbah Muntialah 80th
Janda dhuafa tidak punya anak .desa pangkat Rejo Sugio Lamongan Jawa timur
Tinggal sendiri begini kondisinya.
Muntiah (80), nenek yang hidup sebatang kara di Desa Pangkarejo Kecamatan Sugio Lamongan Jawa Timur kini jadi perhatian banyak kalangan.
Berawal dari video Muntiah yang muncul dan viral di media sosial dalam kondisi memprihatikan, kurus tak terawat dan tergolek lemas.
"Sebenarnya Mbah Muntiah ini sudah dirawat keponakannya. Namun ia tidak selalu terpantau setiap saat karena tidak serumah, " kata Kepala Desa Pangkatrejo Kecamatan Sugio, Usmin kepada SURYAMALANG.COM, Senin (25/1/2021).
Muntiah tinggal di rumah sendirian, dan sesekali keponakannya menjenguk untuk memberi makan dan membantu kebutuhan Muntiah.
Muntiah dirawat keponakannya, Islama yang juga warga miskin. Sehari-hari Islama bekerja sebagai buruh tani.
Kesehariannya ia tidak selalu bersama Muntiah. Jadi kurang memperhatikan kondisi nenek Muntiah.
"Muntiah janda ditinggal meninggal suaminya tanpa dikarunia anak seorangpun," kata Usmin.
Karena pikun dan tidak mampu berjalan, terkadang Mbah Muntiah berada di lantai.
Seperti ketika ada yang datang ke rumah Muntiah dan kebetulan dia sedang tiduran di lantai dengan pakaian seadanya, lusuh tak layak pakai.
Diakui Islama, bibinya itu sendirian di rumah.
"Biasanya rumah saya kunci dengan tali karena si mbah sering merangkak sendiri pengen keluar rumah," kata Islama.
Kebutuhan makan juga dirinya yang memenuhi dengan menu makanan seadanya, seperti juga yang dimakan Islama sekeluarga.
Soal makan dan buang hajat semaunya, Islama selama ini yang membantu, termasuk membersihkannya.
Karena pikun, Muntiah sering memaksa keluar rumah meski dengan merangkak.
Islama tidak ingin terjadi sesuatu di luar rumah pada bibinya.
Makanya ia selalu mengunci pintu rumah Muntiah dengan hanya memakai tali dari luar.
"Akhirnya ya semaunya di dalam rumah, termasuk tiduran di lantai," kata Islama yang dibenarkan Kades Usmin.
Mendapati kenyataan itu, Kepala Desa Usmin kini mengambil langkah, Muntiah sepenuhnya dalam pengawasannya.
Artinya, ia sudah memerintahkan pada seorang warganya khusus merawat Mbah Muntiah.
"Biaya semua dari saya pribadi, termasuk upah untuk yang merawat," katanya.
Anggota Sat Lantas Polres Lamongan, Aipda Purnomo saat menyerahkan bantuan untuk Muntiah dan diterima Kepala Desa Pangkatrejo, Usmin di rumah sang nenek, Minggu (24/1/2021) sore. (surya.co.id/hanif manshuri)
Ia sebenarnya juga sudah memberikan bantuan, termasuk memasukkannya ke dalam daftar penerima bantuan sosial dari pemerintah.
"Tahun 2018 sudah kita uruskan kependudukan di sini Desa Pangkatrejo. Sebelumnya dia adalah warga Lawangan Agung," ungkapnya seraya menambahkan jika setiap bulannya sudah mendapatkan bantuan.
Viralnya nenek Muntiah ini juga menyedot perhatian Yayasan Berkas yang dikelolah Aipda Purnomo, anggota Polsek Babat.
Minggu (24/1/2021) sore, Purnomo bersama pengurus Yayasan Berkas menyerahkan donasi untuk Mbah Muntiah total Rp 12 juta yang diterimakan kepada Kades Pangkatrejo, Usmin.
"Alhamdulillah, kita dari Yayasan Berkas bisa membantu Rp 12 juta untuk Mbah Muntiah, " kata Purnomo.
Penyerahan donasi juga disaksikan sejumlah perangkat Desa Pangkatrejo di rumah Mbah Muntiah.
Selain itu juga banyak masyarakat yang membantu setelah mendengar keadaan Muntiah, mereka datang ada yang membantu mie instan dan makanan siap saji lainnya. (Hanif Manshuri)