Perbaiki Shalatmu Ayah Karena Anakmu Belajar Shalat Padamu, Jika Shalatmu Buruk Maka Buruk Pula Keluargamu
Rabu, 17 Maret 2021
Edit
Bagaimana seorang anak bisa tenang hatinya jika melihat orangtuanya masih malas shalat?
Sedangkan ia mengetahui, jika orangtuanya shalatnya buruk maka buruk pula seluruh keluarganya, sebab ia menjadi pemimpin didalam keluarganya.
Sebagai anak yang berbakti kepada orangtua adalah kewajiban, terlebih lagi seorang anak mampu membawa orangtuanya masuk ke surga karena ketaatan dan kesalehannya.
Selain itu Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik dan beramal sholeh, taat dalam melakukan perintah dan kewajibannya, sebab seorang muslim yang beriman pada rukun islam, maka wajib baginya untuk mentaati dan melaksanakanya.
Malik bin Dinar mengatakan, "Dia ini kepala keluarga, keluarganya belajar dari dia..."
Mengetahui hal seperti ini seorang anak pasti menginginkan orangtuanya untuk berubah dan mulai memperbaiki shalat mereka, yang awalnya jarang untuk shalat menjadi rajin melakukan shalat, lebih-lebih mengajak anak untuk shalat berjamaah.
Cara yang Bisa Dilakukan Untuk Mengingatkan Orangtua yang Jarang Shalat
Cobalah untuk mengajak ngobrol dan berdiskusi orangtua, cari tahu penyebabnya mengapa orangtua jarang melakukan shalat, sedangkan orangtua menjadi pemimpin didalam keluarga.
Bagaimana jadinya jika orangtua yang tidak pernah shalat menginginkan keluarganya bahagia dunia akhirat ? seorang muslim pasti mengetahui jika shalatnya baik maka baik pula hidupnya di dunia dan akhirat.
Shalat merupakan perkara yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة الصلاة فإن صلحت صلح له سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.”
(H.r. Ath-Thabrani dalam Al-Mujamul Ausath, II:512, no. 1880 dari sahabat Anas bin Malik. Dinilai sahih oleh Syekh Al-Akbani daam kitab Shahih Al-Jamu’ish Shaghir, no. 2573 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, III:343, no. 1358)
Seperti halnya shalat, sudah menjadi kewajiban bagian setiap muslim, tetapi bagaimana jika kasusnya seperti ini.
Sedangkan ia mengetahui, jika orangtuanya shalatnya buruk maka buruk pula seluruh keluarganya, sebab ia menjadi pemimpin didalam keluarganya.
Sebagai anak yang berbakti kepada orangtua adalah kewajiban, terlebih lagi seorang anak mampu membawa orangtuanya masuk ke surga karena ketaatan dan kesalehannya.
Selain itu Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik dan beramal sholeh, taat dalam melakukan perintah dan kewajibannya, sebab seorang muslim yang beriman pada rukun islam, maka wajib baginya untuk mentaati dan melaksanakanya.
Malik bin Dinar mengatakan, "Dia ini kepala keluarga, keluarganya belajar dari dia..."
Mengetahui hal seperti ini seorang anak pasti menginginkan orangtuanya untuk berubah dan mulai memperbaiki shalat mereka, yang awalnya jarang untuk shalat menjadi rajin melakukan shalat, lebih-lebih mengajak anak untuk shalat berjamaah.
Cara yang Bisa Dilakukan Untuk Mengingatkan Orangtua yang Jarang Shalat
Cobalah untuk mengajak ngobrol dan berdiskusi orangtua, cari tahu penyebabnya mengapa orangtua jarang melakukan shalat, sedangkan orangtua menjadi pemimpin didalam keluarga.
Bagaimana jadinya jika orangtua yang tidak pernah shalat menginginkan keluarganya bahagia dunia akhirat ? seorang muslim pasti mengetahui jika shalatnya baik maka baik pula hidupnya di dunia dan akhirat.
Shalat merupakan perkara yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أول ما يحاسب به العبد يوم القيامة الصلاة فإن صلحت صلح له سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله
“Perkara yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat. Apabila shalatnya baik maka seluruh amalnya pun baik. Apabila shalatnya buruk maka seluruh amalnya pun akan buruk.”
(H.r. Ath-Thabrani dalam Al-Mujamul Ausath, II:512, no. 1880 dari sahabat Anas bin Malik. Dinilai sahih oleh Syekh Al-Akbani daam kitab Shahih Al-Jamu’ish Shaghir, no. 2573 dan Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, III:343, no. 1358)
Seperti halnya shalat, sudah menjadi kewajiban bagian setiap muslim, tetapi bagaimana jika kasusnya seperti ini.