Sungguh Pilu, Ibu Ini Ditinggal Oleh Suaminya Yang Pergi Bersama Pelakor Saat Dirinya Melahirkan...
Rabu, 17 Maret 2021
Edit
Ramlah seorang warga desa Aji Kuning Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara harus mengalami kejadian pahit. Wanita 39 tahun ini ditinggal oleh sang suami yang pergi bersama wanita perebut lelaki orang (pelakor) saat dirinya melahirkan. Mengetahui hal yang dilakukan sang suami, Lukman membuat Ramlah emosi.
“Perempuan itu harus diberi pelajaran, tega sekali dia mengambil laki orang padahal dia jauh lebih muda dari saya,’’ ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Ia tidak bisa menguttaran emosinya karena masih lemah pasca melahirkan. Masih berusaha menghubungi nomor ponsel siapapun yang ia kenal dan teman-teman suaminya namun pencariannya tidak membuahkan hasil.
Kemudian, ia mendatangi kantor polisi demi mencari keberadaan suaminya dan perempuan muda perebut suaminya. Itu ia lakukan meskipun sang anak masih merah. Tidak mengetahui apa alsan sang suami meninggalkan dirinya dan tega meninggalkan kewajibannya dan anak anaknya.
Ramlah mengaku tidak pernah punya masalah dengan perempuan yang ia sebut sebagai perebut laki orang ( pelakor) itu, namun ia mengaku pernah mendatangi perempuan tersebut, saat hamil dulu. Ramlah bertanya apa alasan pelakor itu mau berhubungan dengan suami orang. Kemudian, perempuan justru menjawab kalau ia mencintai Lukman dan ingin membangun rumah tangga dengan lelaki yang berprofesi sebagai supir angkutan penumpang itu.
“Memang pernah lima hari tidak pulang, alasannya masih menunggu barang penumpang, suamiku supir angkutan penumpang, belakangan baru saya tahu kalau dia tidur dengan pelakor itu, saya sempat datangi dia dulu,” katanya geram.
Sejak kejadian itu, pelakor tersebut terus mengacau rumh tangga mereka. Ramlah makin sakit hati saat Lukman tidak pernah membalas chat-nya padahal ponsel selalu aktif. Ramlah dan anak anaknya sudah tak pernah lagi mendapat nafkah dari Lukman, justru ia kini harus berjuang melunasi utang-utang yang ditinggalkan Lukman yang ternyata tidak sedikit.
“Saya jual truk, habis emas saya masukkan ke pegadaian, saya selalu mencicil ke para penagih dan saya tidak tahu berapa sebenarnya utang suamiku, sementara si pelakor bebas merdeka,” keluhnya.